Minggu ini bertema ART EXHIBITION REVIEW. Sebelum membuat sebuah review pameran seni sebaiknya kita mengetahui tentang sejarah seni, latar belakang artis si pembuat karya, dan sediakan segelas wine (hahahaha … saya malah menyediakan bajigur). Lalu kata Andika, langkah membuat review pameran seni diantaranya :
- Berlama-lamalah melihat sebuah karya dan mengetahui alasan kurator memposisikan karya.
- Wawancarai sang artis
- Cari informasi tentang galeri tempat pameran tersebut
- Posisikan seniman diantara orang terdekat dalam kehidupan kita
- Jangan takut berpendapat
Setelah memandangi dan berfoto ria, kami membacakan review masing-masing.
Ini versi Nia, sang pemilik ruang. Dia sempat ragu tentang jumlah tamu yang akan datang ke galeri ini karena pembukaan dilakukan pukul setengah tujuh malam. Namun perkiraannya salah, tamu yang datang cukup banyak. Buktinya saya dan Andika berada diurutan nomor 96 & 97 di buku tamu. Nia memaknai semua lukisan sebagai sebuah proses sejak pembuahan sampai kelahiran. Sosok burung sebagai perwujudan seorang laki-laki dan bunga perumpamaan seorang wanita. Menurutnya, mungkin bukan bercerita tentang Anne, tapi mengenai wanita pada umumnya. Andika berpendapat review Nia terlalu objektif tanpa sisi subjektif yang mendominasi.
Andika merasa dipeluk saat memasuki ruang pamer, ada kesan hangat namun terlalu erat. Ruang yang mini beradu dengan lukisan-lukisan besar yang tergantung berdekatan. Jika membandingkan karya tahun 1994 dengan 2009, Andika merasa karya terbaru Anne lebih ceria.
Lalu waktunya saya mereview. Inilah subjektifitas saya :
Dari sembilan lukisan grafis dan 5 karya lama Anne Nurfarina, saya menyukai tokoh sang ibu dengan rambut keriting, mata yang selalu terpejam, dan bibir penuh yang sering tersenyum. Dosen salah satu universitas swasta di Bandung ini telah lama tak berkarya karena kesibukannya bekerja. Lalu ketika support dari orang terdekat dia dapatkan, maka nuansa kasih sayang dengan sang anak dia curahkan. Namun guratan yang mirip di semua karyanya menghambat keunikan dari lukisan itu sendiri. Seolah-olah saya disodorkan pada batik karya pabrik yang hanya beda komposisi namun satu pola.
Posisi sang bayi yang selalu terlelap tenang menggambarkan kenyamanan yang dia rasakan. Lalu ada dua lukisan yang menyertakan seekor burung dengan tatapan “nakal” menemani sang bayi. Ada tiga ekspresi dalam satu frame berjudul “Inside of Me”, terlihat kekanak-kanakan dengan pita di kepala, garang dengan tanduk layaknya bobotoh PERSIB, dan dunia berputar seolah Anne merasakan kepusingan.
Kalau harus memilih, saya akan menunjuk satu lukisan yang terlihat sangat sederhana. Sang bayi tertidur diatas daun talas dengan tangkai yang menyerupai plasenta dan burung kecil disampingnya, sangat simpel. Tanpa ornamen dan goresan apapun. Berjudul “My Guardian Angel II” dengan teknik charcoal yang dijual seharga 5 juta rupiah saja.
Pameran ini sampai tanggal 16 Mei 2009, jadi kalau teman-teman mau datang, silahkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar