Dalam
tes Psikologi, ada tes Rorschach dimana kamu melihat pola percikan tinta
tertentu dan menyebutkan apa yang kamu lihat dari gambar itu. Katanya, itu bisa
menunjukkan siapa dirimu.
Mungkin
itu juga yang terjadi pada sesi Reading Lights tanggal 24 Desember 2011.
Sebetulnya tidak tepat seperti itu juga, karena saat itu, dengan Uli sebagai
fasilitatornya, para penulis melihat sebuah katalog lukisan. Kemudian, setiap
orang menuliskan lukisan favoritnya pada selembar kertas. Kemudian Uli
mengambil satu kertas, dan nama lukisan yang tertera di kertas itu yang
dipilih.
Lukisan
yang terpilih berjudul “Gazing at the sunrise”. Ada sebuah pelabuhan, dengan
aktivitas berbagai orang di sana. Ada yang berdagang, tidur, melamun, dan
sebagainya. Peserta bisa menulis apa saja yang ingin mereka tulis berdasarkan
interpretasi mereka tentang lukisan itu. Mungkin saja, apa yang mereka lihat
akan menunjukkan seperti apa diri mereka :p
Jadi,
inilah tulisan-tulisan yang akhirnya dibuat:
Nama penulis
|
Isi tulisan
|
Apa yang mereka pikir?
|
Bagian tulisan yang diambil
|
Kiki
|
Deskripsi tentang desa Majapahit, aktivitas secara garis besar.
|
Seperti deskripsi awal sebuah cerita.
|
Sepertinya keseluruhan isi lukisan, pelabuhan dan sejarah, dan
aktivitasnya.
|
Sapta
|
Kehidupan di pasar melalui sudut pandang matahari. Menceritakan
karakter-karakter di pasar.
|
Deskripsi karakter dan twist yang tidak disangka dipuji.
|
Karakter-karakter yang ada di lukisan.
|
Uli
|
Nelayan yang berada di situasi hidup mati, dan akhirnya membunuh
temannya. Dia takut mati dan akhirnya menghindari malaikat maut dengan
melakukan kejahatan.
|
Bagian gantian kayu saat terapung di laut mengingatkan pada Titanic.
|
Nelayan.
|
Regi
|
Di pantai kota, Aini yang tinggal di sana, diajak menikah. Tapi
pasangannya ternyata gay.
|
Romantis tapi seperti sinetron.
|
Cewek berkebaya.
|
Rey
|
Peringatan tsunami, tentang anak yang berkabung atas kematian ayahnya.
|
Menarik karena dekat dengan Indonesia.
|
Tidak tercatat, nampaknya keseluruhan kesan tentang kapal, atau anak
dalam lukisan
|
Sabik
|
Tentang istri yang cerita tentang kehidupan orang-orang yang ditinggal
suami penjual ikan yang sudah meninggal.
|
Bagus deskripsinya.
|
Mbok-mbok yang sedang duduk menatap matahari.
|
Nia
|
Ada hujan angin besar, ayahnya sedang melaut dan karakter utama takut.
Terakhir ayahnya pulang.
|
Lupa tidak tercatat, maaf T_T
|
Anak kecil dan ibu-ibu mendatangi bapak-bapak yang membawa keranjang.
|
Farida
|
Anak SD yang mempertanyakan arti dari ibunya yang melihat matahari ketika
sedang sedih.
|
Dipertanyakan apakah itu asli anak SD atau flashback.
|
Keseluruhan ide tentang orang-orang yang menatap matahari.
|
Mahel
|
Orang yang dianggap gila dan memperingatkan ada badai yang akan datang
|
Senang dengan cerita yang kita menebak-nebak apakah seseorang benar-benar
gila atau tidak.
|
Impresi keseluruhan dari lukisan
|
Jadi
seperti itulah. Akhirnya sesi menulis selesai sekitar pukul 7 malam dan saya
pulang duluan karena sudah ada janji, jadi tidak tahu ada apa setelah itu :p
Farida Susanty adalah mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Padjadjaran yang kecanduan siaran televisi berlangganan. Gadis serius ini tubuhnya akan terpaku di depan televisi apabila ada film-film seru di channel HBO. Genre film favorit Farida beragam di kisaran indie, teen-flick, drama, dll. Meskipun membenci klise dan pretentiousness, gadis yang besar di Tasikmalaya sudah menelurkan 4 buah buku yaitu Dan Hujan Pun Berhenti, Karena Kita Tidak Kenal, serta dua antologi. Kunjungi blognya http://lovedbywords.tumblr.com/
2 komentar:
Mungkin baru ini membaca jurnal RL dari kacamata psikolog.. Menarik ;)
Mungkin kita harus coba melalui kacamata jurnalis? :)
Posting Komentar