Minggu, 07 Juni 2009

Laporan Pandangan Mata: Write Your Romantic Moment!


Sabtu tanggal 31 Juli kemarin, bertempat di Reading Lights Bookshop and Coffee Corner, writer’s circle mengadakan workshop menulis romansa yang bertajuk ‘Write Your Romantic Moments: Workshop Penulisan Romansa’. Awalnya, workshop ini dimaksudkan sebagai pelatihan menulis dua hari yang mana setiap peserta ditargetkan akan menghasilkan sebuah tulisan. Namun setelah melewati berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan bahwa workshop menulis romansa ini dilaksanakan dalam waktu satu hari.


Donna mencari ide melalui media tarot

Adapun yang diundang sebagai pemateri adalah pasangan suami istri penulis Isman H. Suryaman dan Primadonna Angela (Ismadonna). Apabila Isman merupakan seorang editor/penulis ‘humor serius’ maka Donna ialah penulis cerita remaja yang menyukai aksesoris-aksesoris edgy. Isman pernah menjadi fasilitator di festival literasi bergengsi Ubud Writers and Readers Festival, sementara Donna termasuk penulis yang tidak hanya produktif dalam mengeluarkan bukunya, tetapi juga menerjemahkan serial buku anak-anak yang sudah difilmkan, Lemony Snicket’s A Series of Unfortunate Events. Dengan tenang Ismadonna menyapa panitia yang sempat deg-degan karena sampai jam sepuluh belum ada seorang pun peserta yang datang!



Acara pelatihan menulis ini lalu diundur tiga puluh menit sampai pukul setengah sebelas. Beruntung, ruangan atas Reading Lights yang awalnya kosong berangsur-angsur menjadi terisi oleh peserta. Ada pengunjung reguler writer’s circle: saya, Ina, Nia, Dea, Uli; pengunjung tidak reguler writer’s circle: Devi dan Ferdy (yang disadari Theo mirip Dimas Beck, dan untuk seterusnya dipanggil Becks); serta orang-orang baru: Uci, Ratih, dan Zisa. Pada pagi hari yang cerah itu, Uli membuka acara dengan mengakui bahwa romansa adalah sesuatu yang telah membuatnya gila. Ia pun memperkenalkan peserta kepada Theo, si penyiar Sky FM yang bertindak selaku moderator. Dengan gayanya yang ramah, genit, dan narsistik, Theo lantas mencairkan suasana dari yang kaku menjadi penuh canda. Theo bahkan berhasil mengungkap bagaimana Isman yang merupakan anak ITB bisa bertemu dengan Donna yang lulusan Sastra Inggris UNPAD.


Dimoderatori oleh Theo, si penikmat puisi :)

Setelah melihat slide show kutipan orang-orang terkenal tentang cinta, Ismadonna meminta peserta berbagi tentang sesuatu yang kami anggap romantis. Sesuatu yang bisa berupa kutipan, adegan film, atau pengalaman pribadi dari masa lalu, misalnya. Dengan mata berbinar (:P), masing-masing peserta lantas menceritakan konsepnya tentang romantisme. Semua tersenyum saat mendengar Ratih menyatakan kesukaannya apabila sepasang kekasih memiliki panggilan sayang yang punya arti tersendiri. ‘Bodoh’, misalnya. Seperti di film Radit dan Jani. Kami juga tertawa waktu di luar kepala Theo mengutip Totto Chan halaman 192, “Aku akan tetap meraut pensil-pensilnya,” kata Totto Chan memutuskan. “Karena aku cinta padanya.” Cara Totto Chan menyayangi Tai Chan ini Theo anggap romantis. Dan semua merasa terharu ketika Donna bercerita tentang lagu Josh Groban berjudul The Prayer yang membantunya merelakan kepergian sang nenek.

Kemudian Ismadonna mulai mempresentasikan materi dan latihan yang sudah mereka siapkan. Materi ini mencakup definisi romantis menurut KBBI sampai bagaimana menulis sebuah dialog yang romantis. Presentasi Ismadonna sangat interaktif, suami istri yang justru mengaku tidak romantis ini terus memberikan umpan kepada peserta untuk menyatakan pendapatnya. Mereka kerap memberikan reward kepada peserta dalam bentuk Anak Mas, Coklat Ayam, sampai buku mereka sendiri. Latihan menulis yang diberikan pun bervariasi mulai dari mendaftar sesuatu yang dianggap romantis hingga pada puncaknya membuat sebuah cerita romantis.

Dari interaksi tersebut, kepribadian masing-masing peserta menjadi semakin mengemuka. Semua peserta menjadi tahu bahwa Uci adalah seorang penggemar sepak bola, terutama Liga Inggris. Anfield adalah tempat yang romantis baginya. Menonton pertandingan Liverpool versus MU bersama pasangan merupakan kegiatan yang begitu romantis, dan satu-satunya hal yang bisa merusaknya adalah apabila pasangan Uci merupakan fans MU!


Uci, semerah MU

Lain Uci, lain Zisa. Perempuan muda berkacamata ini menyatakan romantisme yang dirasakannya ketika melihat Batman berdiri sendirian di atas gedung pencakar langit. Belakangan baru ketahuan bahwa perempuan yang menggemari Sandman ini sedang bersiap menerbitkan komik perdananya bersama penerbit major.


Zisa dengan pemuda yang diyakini Dimas Beck

Melalui pengalaman ini saya juga semakin mengetahui ide tentang romantisme menurut teman-teman yang sudah lama saya kenal. Ina mengatakan bahwa dirinya merasakan romantisme pada cara sepasang kekasih ketika berjalan beriringan. Apakah mereka berjalan bergandengan atau saling menggamit. Ina tidak suka apabila seorang kekasih terkesan menyeret pasangannya. Sementara itu Nia mengutip salah satu filsuf yang dijumpai dalam studi psikologinya, Love is greatest thing in the world. Dan seperti biasa, Devi menuangkan idenya akan romantisme dalam tulisan dengan pemilihan kata yang menggugah.

Muncul diskusi hangat ketika Ferdy membacakan ide ceritanya yang berjudul, Roseman. Ceritanya tentang bunga mawar yang berubah menjadi laki-laki dan jatuh cinta pada sesuatu yang pertama kali dilihatnya. Beruntung bagi si Roseman karena yang dilihatnya adalah seorang perempuan! Ismadonna banyak mengajukan pertanyaan mengenai detail cerita Ferdy yang sangat menarik ini. Tentu saja harapannya adalah bahwa cerita ini tidak berhenti pada ide saja tetapi berujung pada sebuah tulisan yang baik untuk dibaca.

Tidak kalah menarik adalah ide cerita Uli tentang kehidupan percintaan seorang atlet renang. Tulisan ini khas Uli yang imajinatif sembari tetap berpijak pada emosi-emosi dasar yang pastinya dirasakan oleh seluruh manusia.

Sempat istirahat setengah jam, lalu melanjutkan workshop lagi. Hampir semuanya tidak sadar ketika jam sudah menujukkan pukul setengah empat. Ismadonna membuka sesi pertanyaan yang langsung disambar Nia yang diam-diam telah menyimpan empat pertanyaan saja. Gadis itu akhirnya hanya mengajukan tiga pertanyaan, satu diantaranya mengenai kesulitannya, yang biasa membuat cerita pendek, untuk membuat sebuah novel. Menyinggung pengalaman bahwa dirinya kesulitan menulis cerita pendek, Donna berpendapat bahwa ini terkait dengan kebiasaan seseorang. Untuk bisa melakukan sesuatu, maka kita harus membiasakannya. Isman menambahkan pengalaman pertama memang akan selalu sulit, tetapi mesti diingat bahwa untuk selanjutnya kita akan terbiasa dengan pengalaman itu.

Ferdy juga mengajukan pertanyaan tentang etika dalam mengirimkan manuskrip ke penerbitan. Ismadonna antara lain menegaskan, sebaiknya tidak mengirim manuskrip ke banyak penerbit sekaligus. Binalah hubungan baik dengan penerbit, usahakan kerja sama antara kedua belah pihak bisa terjalin dalam jangka waktu panjang. Tidak lupa Ismadonna menekankan bahwa relasi antara penulis dan penerbit adalah setara. Penulis tidak perlu memandang penerbit sebagai Tuhan yang harus dipenuhi segala perintahnya dan dijauhi segala larangannya.

Tidak ketinggalan Uli bertanya alasan mengapa Donna dinamai Primadonna Angela? Rupanya orang tuanya adalah penggemar Michaelangelo. Apabila anak pertama mereka laki-laki rencananya akan dinamai Michaelangelo, beruntung Donna adalah anak perempuan. Itu pun ia hampir diberi nama Vittoria Colonna yang tidak lain adalah cintanya Michaelangelo! Akhirnya orang tua Donna cukup puas dengan nama Primadonna Angela yang dirasa cukup keitalia-italiaan.

Sebelum bubar, Isman membagikan secarik kertas kosong yang diharapkan sudah terisi ketika ia bertemu lagi dengan para peserta. Secarik kertas kecil yang membuat saya sangsi pada pengakuan Ismadonna bahwa mereka tidak romantis.

Saya akan menutup jurnal ini dengan penggalan lirik lagu Incubus yang dianggap Isman romantis, Dig. Mohon maaf apabila ada kesalahan.

We all have a weakness. But some of ours are easy to identify. Look me in the eye And ask for forgiveness; We'll make a pact to never speak that word again. Yes you are my friend. We all have something that digs at us, at least we dig each other. So when weakness turns my ego up I know you'll count on the me from yesterday. If I turn into another, dig me up from under what is covering the better part of me. Sing this song, remind me that we'll always have each other, when everything else is gone.

Ciao.

Laporan pandangan mata oleh:
Andika Budiman

1 komentar:

Unknown mengatakan...

hahaha mimpi jauh banget ganteng ngan dimas beck mirip dari mana mirip dari hokong jauh banget beda banget lihat dari sedotan kali jelek2 jangan di samain ama kak dimas beck mimpi lu muntah gue lihat lo