Apa latar belakang kami mengadakan komunitas ini?
Latar belakang dan tujuan komunitas Reading Lights Writer's Circle (RLWC) ini adalah memfasilitasi teman-teman yang ingin menulis (baik yang pemula maupun sudah jagoan). Berdiri dari tahun 2004. Dulu sebelum RLWC, namanya adalah Klab Nulis dan letaknya berpindah-pindah sampai akhirnya kami berada di Reading Lights Secondhand Books and Coffee Corner di Jalan Siliwangi 16 Bandung dari 2007 hingga sekarang. Komunitas ini sendiri udah berdiri 7 tahun.
Setiap penulis memiliki kekuatan dan keunikan tersendiri. Misalnya ada yang jago bikin deskripsi, dialog, plot, atau membuat twist sebuah cerita. Selain itu kedalaman temanya yang dimiliki para penulis juga beragam: ada yang suka menulis perang, tema alam, seksual, pembunuhan, spiritualitas yang kontemplatif, dan lainnya. Nah, keunikan dan kekuatan itu terus RLWC jaga sehingga menjadi kekuatan komunitas itu sendiri.
Semua konsep/materi yang diberikan dari 2004 hingga sekarang memiliki sebuah benang merah yaitu penulis harus keluar dari zona nyamannya. Penulis mengeksplorasi lebih luas dari kebiasaan mereka tapi tetap berkembang tanpa menghilangkan kekuatan dan kekhasannya. Misalnya ada seorang penulis yang tidak terbiasa menulis puisi. Namun dalam komunitas ini, ia harus menulis karena jika tidak tidak mau mengekplorasi, maka dan seterusnya ia tidak akan terbiasa.
Lalu disana ngapain saja?
1. Ada seorang fasilitator (fasilitator tidak ditetapkan satu orang, dalam artian semua orang bisa menjadi fasilitator. Siapapun yang ingin sharing tentang teknik/tema menulis, bisa menjadi fasilitator) yang akan memberikan materi/konsep. Dia akan menjelaskan teknis menulis apa atau tema menulis apa yang harus ditulis para penulis.
2. Disediakan waktu 30-45 menit untuk menulis sesuai dengan materi/konsep yang diberikan. Di laptop, di kertas, di smartphone .. dibebaskan. Yang penting bisa menulis. Pokoknya dalam rentang waktu itu, tulisan harus selesai (tidak ada tambahan waktu). Tujuannya adalah dengan batasan waktu, pikiran menstimulus ide menulis jadi lebih lancar (semacam the power of kepepet)
3. Apresiasi karya. Setiap peserta harus membacakan tulisannya lalu diapresiasi oleh teman-teman yang lain. Karena tujuan utamanya adalah memfasilitasi, maka jika ada kritik, yang diberikan sifatnya membangun.
Selain di dalam ruangan, kita juga beberapa kali outdoor. Misalnya kita berkunjung ke galeri seni terus menulis dari lukisan yang kita lihat, kita juga pernah nulis di kebun binatang. Selain fasilitator dari kita-kita sendiri, kami mengundang penulis luar seperti Primadonna Angela dan Isman H. Suryaman, undang musisi jazz Bandung yang lagunya diperdengarkan dan kita nulis dari lagu itu.
Apa peserta baru bisa jika ingin membagi sebuah bahan tulisan?
Tentu. Tidak ada kata baru dan lama. Tidak ada junior dan senior. Semuanya sama. Kita semua masih belajar menjadi yang lebih baik. Sangat terbuka untuk diskusi-diskusi kepenulisan apapun dan dari siapapun. RLWC adalah ruang terbuka untuk siapa saja. RLWC adalah memfasilitasi, memberi dan juga menerima.