Kali ini, dengan penuh keterlambatan, pertemuan
the circle dimulai pukul 16.45. Pertemuan ini dihadiri oleh saya, Wahyu, Nato (pendatang baru), Myra, Dika, Indra, Stephanie (pendatang baru dari Singapura), dan Uli (yang datang terlambat kemudian pulang lebih cepat).
Myra, yang menjadi fasilitator kali ini, membawakan sebuah tema yang baru bagi sebagian dari kami:
copywriter.
"Seneng deh diajakin maen golf sama tante gua! Seru!"
Sebelumnya akan saya jelaskan dulu apa itu
copywriter.
Copywriter adalah seorang konseptor di perusahaan
advertising, yang mengonsep seperti apa ide sebuah iklan berdasarkan target mana yang akan diburunya. Seorang
copywriter harus bisa melihat sisi lain untuk diangkat untuk menjadi iklan. Dalam hal ini bukan produk yang ia iklankan, melainkan yang lebih besar—kehidupan yang berada dibaliknya.
Misalnya Myra mengiklankan apartment Pakubuwono. Untuk bisa mengiklankan itu, dia harus menjadi seorang
observer yang sangat teliti dan merasakan apa yang
target market rasakan. Dalam hal ini,
target market-nya adalah para
socialite ibu kota. Berdasarkan pengetahuan itu, Myra harus tahu bahwa para
socialite adalah tipe orang yang setia pada suatu
brand tertentu demi eksklusivitas. Dalam kehidupan, mereka menginginkan hal-hal yang hanya bisa di dapat satu kali seumur hidup. Oleh karena itu, gadis pencinta warna pink ini tidak membuat iklan mengenai
apartment-nya, tetapi gaya hidupnya. Sehingga iklan
apartment-nya memuat potret karpet merah (yang menunjukkan kesan limited dan eksklusif) dengan
tagline:
Once upon a lifetime. Happily ever after.
Setelah menjelaskan
copywriter, Myra menyuruh kami untuk melakukan
copywriting. Soalnya begini:
a. Ada satu sekolah bernama Copetos. Syarat yang bisa sekolah disana adalah anak-anak yang sudah keluar dari SMA dan akan tinggal di asrama sekolah selama 5 bulan. Di sekolah itu, anak-anak akan diajarkan trik mencopet. Nah, tugas
copywriter adalah membuat iklan di majalah untuk meyakinkan para orang tua agar menyekolahkan anaknya di Copetos.
b. Terdapat sebuah barber shop yang memotong
pubic hair (tahu, kan?). Masalahnya,
target market dari iklan ini adalah orang-orang Aceh. Tugas
copywriter adalah membuat iklan di radio untuk meyakinkan orang-orang Aceh datang ke
barber shop tersebut.
c. Ada satu perusahaan asuransi bangunan yang tidak punya kelebihan sama sekali. Walaupun begitu, perusahaan ini adalah pelopor satu-satunya di Indonesia. Tugas
copywriter adalah membuat iklan di tv untuk mengiklankan asuransi bangunan ini.
Mendengar semua itu, kami hanya bisa tertawa. Alasan tertawa mungkin seperti ini: a) Soal-soal yang gila dan tidak masuk akal dan, b) INI SUSAH AMAT! Gimana caranya nih?
Myra memberikan waktu satu jam untuk menyelesaikan ini. Sepertinya ini adalah waktu terlama yang pernah diberikan fasilitator untuk membuat suatu karya. Menit-menit pertama, belum ada yang menulis sama sekali. Kami hanya diam, menerawang, mencoba mencontek ke majalah, buntu, dan akhirnya dipaksa keluar. Bisa dilihat dari ekspresi muka Wahyu yang sangat mewakili perasaan kami saat itu.
"I want love, but it's impossible! A man like me, so irresponsible!"
Setelah satu jam berlalu, bahkan diinterupsi dengan buka puasa bersama, kami pun melakukan eksekusi (istilah Myra). Rasanya memang terlalu kejam, tapi sebenarnya kami hanya membacakan karya masing-masing.
#1 Andika
a. Andika membuat empat buah gambar dimana masing-masing menunjukkan semakin banyak anak, wajah si ibu semakin muram. Di setiap gambar, Andika memberi penjelasan. Intinya, Andika membuat bahwa sekolah Copetos itu menjadi solusi dari kemiskinan yang mereka alami.
Saya bertanya pada Myra, "Apakah baik kalau bahasa di iklan majalah jika terlalu banyak?"
Myra menjawab, "Sebenarnya semakin simpel itu semakin baik. Kalau yang di Andika ini, namanya
body copy, bukan
tagline."
b. Andika menggambarkan Lutfiah Sungkar berceramah menggunakan ayat Al-Quran tentang pentingnya wanita - diiringi dengan
jingle.
c. Andika menampilkan konsep tiga generasi yang saling membicarakan perusahaan asuransi yang mereka gunakan mulai dari generasi pertama seorang kakek, generasi kedua seorang ibu, dan generasi ketiga yaitu cucu.
#2 Indra
a. Alih-alih membuat iklan majalah, Indra malah membuat iklan televisi. Konsep iklan tersebut adalah permainan
zoom pada dua model iklan yang jalan hidupnya berbeda. Yang satu menempuh sekolah formal untuk akhirnya menjadi korban ibu kota, yang lain menempuh sekolah pencuri sebelum jadi raja ibu kota.
Tagline-nya adalah, ‘Karena Hidup Bisa Lebih Baik’.
b. Ini kocak banget! Indra yang paling kocak membuat iklan tentang salon untuk
pubic hair. Semula Indra ingin membuat seperti konsep kampanye kesehatan yang serius, ia ingin menjelaskan yang tabu menjadi ilmiah. Tapi derai tawa terjadi ketika Indra berkata, "Tidak bersihnya kemaluan akibat
fungus penisitis..." membuat orang-orang percaya dan bertanya, "Memangnya ada???"
Saya pribadi setuju dengan Indra. Jika hal terlalu tabu, bisa dibuat sangat serius atau sangat lucu sekalian.
c. Indra membuat konsep yang serius untuk membuat iklan mengenai asuransi bangunan. Dimulai dari melihat sejarah bagaimana proyek pembangunan yang dijalankan asuransi hingga sekarang. Saya dan Wahyu menggunakan konsep yang hampir mirip seperti ini, jadi selanjutnya tidak akan saya bahas.
#3 Stephanie
a. Iklan Stephanie ini lucu sekali. Ia membuat plesetan dari
motivational book. 12 buku yang diplesetkan antara lain
The Secret menjadi
The Secret of Peek Pockers, lalu
Who Moved My Cheese? jadi
Who Moved My Pocket? Tagline iklan Stephanie adalah ‘
Don't Be A Thief, Be A GREAT Thief’.
Saya bertanya, "Apa itu nggak merubah orang miskin sebagai
target market, ya? Orang miskin kan nggak baca buku seperti itu."
"Malah kalau kata gue, target orang miskinnya hilang. Jadi target iklannya orang kaya," tambah Andika.
b. Stephanie menganalogikan Aceh sebagai Yunani dengan tagline, ‘
Feel Like Royalty And Be Like Royalty’.
#4 Nia (saya)
a. Untuk memasarkan Copetos, saya menekankan pada kata-kata, "Satu-satunya sekolah yang memberikan uang seumur hidup Anda dalam waktu HANYA 5 bulan!"
Terdengar sangat iklan sekali. Sedikit masuk target market yaitu ibu-ibu yang mudah dipengaruhi dengan kata-kata 'hanya', 'cuma-cuma', atau 'gede-gedean'.
b. Saya hanya bilang, "
Cut your pubic hair for Allah at Salon Akhwat, Lhoksemauwe!"
Namun ada sedikit kesalahan yang saya sadari ketika Myra bilang, "Nia,
men have it!
Men have pubic hair! Instruksinya tadi kan
barber shop, tempat cukur laki-laki!"
Saya ngeles, "Oh, kalau gitu tinggal diganti jadi 'Salon Ikhwan'. Hehe."
Trio Detektif: Indra Andrews, Stephanie Jones, dan Nia Crenshaw
#5 Uli
a. Uli memiliki konsep ada seorang anak yang sedang jalan dengan seorang ibu yang membawa tas belanjaan. Salah satu tangan anak kecil itu memegang tangan si ibu, sementara tangan yang lain mengambil dompet orang lain.
#6 Wahyu
a. Wahyu mengusung konsep sederhana. Ia hanya menggunakan permainan warna dan
font, dan dibuat secara jelas tanpa metafora.
b. Hampir mirip dengan Indra, tema
pubic hair dibawa serius, seperti kampanye department kesehatan.
#7 Nato (Apa itu Nato?
No Action Talk Only? Hehe)
a. Yang berbeda dari yang lain adalah Nato mengusung konsep lambang/ikon sehingga pesan dibuat implisit. Boleh juga, karena tidak ada peserta
the circle lainnya yang membuat lambang.
b. Nato ingin membuat konsep dengan mengangkat permainan logat dari Bahasa Aceh dalam latar humor.
c. Hampir mirip dengan saya, Indra, dan Wahyu, yaitu melihat bangunan dari masa lalu-masa sekarang-masa depan, namun bukan itu yang ia prioritaskan. Yang menjadi sasarannya adalah konsistensi dari pengalaman perusahaan.
#8 Myra
Contohnya ini harus diperhatikan, saudara-saudara sebangsa dan setanah air, karena Myra bekerja di perusahaan
advertising. Jangan-jangan, ini
assignment kamu ya, Myra? Hehe.
a. Myra membuat tiga karakter yang memiliki dua sifat: baik dan buruk. Contohnya Superman yang meskipun pahlawan, tetapi ia memakai kolor di luar. Atau seorang
poet bernama Oscar Wilde yang menghasilkan karya bagus, tetapi di sisi lain pernah dipenjara karena homoseksual.
Myra ingin menghadirkan konsep bahwa pencuri itu tidak selamanya buruk.
b. Myra mengaitkan mengenai masalah pubic hair dalam Islam dengan menggunakan hadis (dan ternyata ada), tapi saya lupa apa hadisnya. Intinya, iklan bisa dikuatkan dengan fakta agar orang percaya. Ia menamakan
barber shop-nya
Haram karena bisa berarti kotor atau suci (dari Masjidil Haram). Sama seperti
pubic hair.
c. Myra memperlihatkan keajaiban dunia seperti Taj Mahal dan
The Great Wall. Ia ingin memperlihatkan bahwa pasti ada alasan mengapa sebuah bangunan dapat berdiri lama (yaitu perusahaan asuransi itu).
Ok, bagaimana pembaca? Sudah cukup puas? Kalau saya hampir jera, meskipun menantang. Hehe. Saya rasa ini tidak bisa dibuat dalam hitungan jam, mungkin jika diberi waktu berhari-hari untuk observasi, hasilnya akan lebih baik. Bisa dicoba untuk menguji kreativitas Anda.
Adios!