Kamis, 20 Oktober 2011

Keluarga yang Tak Kukenal

Bagaimana rasanya menulis tokoh fiktif yang diinspirasi dari anggota keluarga yang justru tidak/kurang dikenal? Deskripsi kasat mata yang terakhir dilihat serta potongan informasi yang pernah didengar menjadi modal utama pembuatan tokoh, sisanya mengarang indah.

Fasilitator kala itu, Andika, membagi penulis menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah mendeskripsikan fisik identitas saudara yang tidak kita kenal (nama boleh disamarkan) selama lima menit. Setelah itu, kita membuat cerita fiksi tentang tokoh dengan menggunakan karakter saudara kita itu.

Dika cerita tentang Lala, sepupunya yang sering menulis tentang keluarga di blog. Dari blognya itu, Dika mendapatkan gambaran om (bapak Lala) yang tidak pernah sama sekali bertemu. Ceritanya sendiri tentang perceraian yang terjadi pada orang tua Lala karena ibunya ingin mengaktualisasikan diri. Dalam kisahnya, Dika dapat mengemukakan detil rutinitas Lala yang begitu cermat. Namun detil dalam sebuah cerita sangat pendek ini, dirasa membuat cerita jadi serba terburu-buru.

Berbeda dengan Dika, Regie mengambil jalan yang berbeda dalam membuat cerita fiksinya. Ia membuat cerita pendek dengan format Cerpen. Berkisah tentang seorang perempuan yang tinggal di Jepang, suka cosplay, dan punya toko. Dia menceritakan aktivitas-aktivitasnya selama di Jepang termasuk menceritakan tentang pembunuhan yang sering ia lihat selama di Jepang. Tokoh tidak menyadari bahwa gunting merah miliknya adalah gunting yang menusuk orang-orang tersebut. Fine twist, Regie!

Salah satu peserta yang baru datang ke dua kalinya, Angi, menulis tentang pelukis bernama Yuky yang menunggu seorang perempuan Indo-Australia bernama Nona. Dengan pilihan kata yang manis, Angi dapat membuai para peserta lainnya untuk menikmati ceritanya. Namun sayang, tokoh perempuan Indo-Australia yang lama tinggal di luar negeri kurang terasa tabiat acuh tak acuh ala bule-nya ;)

Nira adalah orang Jawa asli. Bercerita tentang Nira, seorang mahasiswi, yang menjadi murung karena orang tuanya tidak bisa datang ke kota karena masalah keuangan. Masalah keuangan ini membuat Nira membikin batas dengan orang lain. Itu yang dipilih Rizal--yang saat membacakan agak kurang percaya diri karena merasa tulisannya buruk. Ia mengambil salah seorang saudaranya yang betul-betul tidak ia kenal sehingga ia merasa kesulitan mau menulis cerita macam apa. Ia bercerita tentang saudaranya yang sederhana tapi banyak yang suka bergaul dengannya.

Format dialog ditawarkan oleh Sapta. Ia berkisah tentang saudara sepupurnya yang kembar bernama Martini dan Martina yang salah satunya mengalami cacat mental dan tidak identik layaknya utara dan selatan. Beberapa peserta lain ada yang tidak suka karena tidak gelap seperti biasanya. Justru menurut salah seorang peserta, format yang dipakai Sapta ini sangat memudahkan untuk memberi pesan tanpa banyak deskripsi dan membuat plot terasa cepat.

Berbeda dengan karya-karya Ryan sebelumnya, karya Ryan kali ini sungguh enak didengar. Ia berkisah tentang konflik keseharian dimana tokoh mengalami diskriminasi kasih sayang oleh ibunya, punya adik yang menyebalkan, dan juga dijodoh-jodohkan.

Sementara itu, Aji membuka ceritanya dengan teras yang sangat membuat pembaca sangat tertarik dengan karyanya. Bagaiamana tidak, ia becerita tentang Abdul Karim Hassan, tentara muslim yang didiskriminasi, yang harus dipenjara karena ia muslim dan rajin beribadah, yang Qurannya diinjak dan dikencingi oleh Santo. Sebetulnya Aji mau bercerita keterkaitan saudaranya dengan tokoh Santo. Namun rupanya ia salah fokus sehingga karakter yang dominan dimiliki oleh Abdul Karim Hassan.

Dan pertemuan ditutup oleh Riri. Riri bercerita tentang instruktur fotografi bawah air. Ia terinspirasi dengan saudaranya yang suka foto dan diving, maka ia mengimajinasikan sebuah tokoh yang merupakan perkawinan karakter keduanya yaitu menjadi instruktur fotografi bawah air.

Jika ada istilah 'tak kenal maka tak sayang', maka di penulisan mungkin penulis tidak butuh sayang-sayangan, tetapi inspirasi dalam menulis yang justru bisa datang dari orang yang tidak kenal. Jangkauannya bisa yang paling dekat: keluarga.

Tidak ada komentar: