Minggu, 27 Maret 2011

Sebasi Makanan Hari Ini

Sabtu. 12 Maret 2011.

Bagaimana jika sebuah benda bercerita? Mungkin itu yang dipikirkan Ryan saat diminta memberi sebuah tema pada hari dimana klab begitu ramai saat itu: Hakmer, Ryan, Aji, Aga, David, temannya David, Farida, Senny, dan saya yang baru datang di saat teman-teman sudah menulis. Benda yang dimaksud lebih spesifik yaitu makanan. Teknik yang diminta pun lebih spesifik yaitu para penulis harus menulis melalui sudut pandang orang pertama.

Saya sendiri menulis tentang makanan basi yang melakukan aksi balas dendam di usus halus pemiliknya karena yang sudah mengacuhkannya selama berhari-hari.


Di dalam jurnal ini, saya hanya akan membahas salah satu karya peserta yang menurut saya menarik. Dari semua karya yang dibacakan, karya Aji cukup menarik. Ia menulis tentang seseorang yang alergi cokelat. Tidak hanya itu, ia juga menghubungkan dengan cokelat dengan lifestyle. Ini sangat tepat sebagaimana menghubungkan kopi dengan lifestyle. Dalam kenyataannya, cokelat diperlakukan sebagai makanan yang memiliki peran cukup penting. Misalnya di Bandung sampai ada cafe khusus yang semua makanannya mengandung cokelat atau dijadikan barang penting di hari tertentu sebagai sebuah simbolisasi. Jika Aji menulis dengan bayam dengan lifestyle rasanya tidak akan cocok. Disini Aji mencoba menggambarkan bahwa makanan bukan menjadi hal yang masuk ke perut begitu saja. Makanan memegang peran penting dalam gaya hidup seseorang.

Agaknya tema ini mengingatkan kita bahwa tokoh tidak melulu manusia namun benda yang menjadi pengamat pun bisa dimasukkan ke dalam cerita. Bahkan sifat-sifat yang dimiliki benda membantu penulis untuk menciptakan karakter. Misalnya bantal itu memiliki sifat empuk, besar, nyaman, terbuat dari busa yang bisa menyerap. Untuk diubah menjadi karakter, bantal bisa menjadi sebuah sosok yang mengerti, melindungi, dan membuat siapa saja nyaman berada di dekatnya.

Saat penulisan, saya melihat kesamaan pola dalam menulis yaitu para peserta (termasuk saya) tidak langsung menyebutkan nama makanannya di awal cerita (cenderung seperti teka-teki dan membiarkan peserta lainnya menebak-nebak). Bisa jadi ini strategi yang dibuat untuk meng-hook agar para pembaca/pendengar tetap mengikuti dari awal sampai akhir cerita. Berarti tantangan selanjutnya bisa jadi begini: sebutkan bendanya di awal, menghindari teka-teki, namun masih menarik untuk diikuti.





Nia Janiar. Menghabiskan setiap Sabtu sore di komunitas tulis Reading Lights Writers' Circle dan menulis artikel di Ruang Psikologi. Menikmati musik, sastra, puisi, dan seni. Mencintai kearifan dan kebijaksanaan. Mengagumi orang-orang jago gambar. Kunjungi rumahnya di http://mynameisnia.blogspot.com/

2 komentar:

Sundea mengatakan...

Benda bercerita. Makanan bercerita. Waaah ... ini temanya seru. Kalau gue di sana, kira2 apa, ya,yg gue tulis ? *grin*

Nia Janiar mengatakan...

Waah, kalau elu jagonya, De, bikin benda-benda bercerita ;)