Sabtu, 04 Juni 2011

Rahasia Dalam Pandora

Anggaplah ada sebuah gambar kotak dan sudah ada gambar di dalamnya. Tugas kita sederhana, meneruskan gambarnya. Bebas bagaimana mekanisme-nya, pokonya gambar yang ada harus jadi bagian dari gambar yang akan dibuat. Di sesi ini, “kotaknya” adalah waktu 30 menit, sedangkan “gambarnya” adalah kalimat sebagai berikut:

“Oh okay. Jadi ini kotak Pandoranya. Lalu kuambil telepon genggam yang ada di atas meja.”

Seperti layaknya cerita tentang Pandora, tema ini dapat mengeksplorasi suatu situasi dimana kita menemukan suatu sumber dari rahasia besar yang mengundang rasa penasaran yang hebat. Telepon genggam adalah komponen cerita yang bisa dikembangkan, baik untuk merespon ditemukannya kotak pandora atau bahkan menjadi bagian dari rahasia tersebut. Tapi kotak pandora pun dapat menjadi sekedar kotak bernama Pandora. Gak masalah.

Anyway, cerita asli mengenai kotak Pandora dapat dilihat di sini. Intinya dalam cerita mitologi Yunani, Pandora sendiri adalah patung cantik yang dihidupkan oleh Zeus. Pandora pun dititipi sebuah kotak rahasia yang tidak boleh dibuka. Lama-lama Pandora penasaran juga dan membukanya. Berhamburanlah segala macam keburukan, penyakit, kesedihan dan keputusasaan di dunia. Meski begitu, ternyata masih ada yang tertinggal dalam kotak itu. Benda kecil bernama “harapan” yang dapat dimanfaatkan untuk bertahan dari semua itu.

Ryan menceritakan seorang anak yang merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya tanpa pernah tahu alasannya. Hal ini dirasakannya sampai ia menikah dan tinggal di rumah orang tuanya. Tibalah saatnya mereka pindah ke rumah sendiri. Saat sedang membereskan barang yang tersisa, ia menemukan sebuah kotak yang berisi sebuah dokumen dari rumah sakit. Ternyata ia terlahir kembar dempet namun hanya memiliki sebuah jantung. Oh okay. Jadi ini kotak Pandoranya. Lalu ia ambil telepon genggam yang ada di atas meja untuk menghubungi ibunya dan meminta penjelasan. Setelah cerita tersebut dibacakan, Ryan menjelaskan bahwa untuk menyelamatkan bayi tersebut, tindakan yang diambil adalah dengan “membuang” bagian tubuh bayi yang satunya. Ibunya jadi acuh tak acuh mungkin karena rasa bersalah pada bagian tubuh anaknya yang direlakan dan rasa marah pada anak yang akhirnya hidup.

Sapta bercerita mengenai seorang anak bernama Sylvi yang diasuh oleh pembantu bernama Asih. Karena di rumah sedang repot, diundanglah seorang pembantu tambahan bernama Tinah dari Yayasan. Saat sedang bermain, Sylvi menyuruh Asih membawa kotak pandora yang baru dibeli di kamar orang tuanya. Di sini, kotak Pandora-nya Sapta maksudnya lebih seperti kotak musik yang bisa dipakai untuk mainan. Cerita punya cerita, Asih pun sebenarnya tidak terlalu paham kotak apa yang dimaksud. Maka ia ambil benda apa saja berbentuk kotak yang ditemukannya di kamar tanpa mengecek apa isinya. Oh okay. Jadi ini kotak Pandoranya. Lalu ia (pun) mengambil telepon genggam yang ada di atas meja. Asih memang sedang sibuk, jadi Tinah yang ia suruh untuk menemani Sylvi bermain. Esok harinya terjadi kegegeran. Telepon genggam canggih dan kotak perhiasan si empunya rumah hilang. Sudah barang tentu Asih menjadi tersangka utama karena ia penanggung jawab di rumah itu ketika majikannya pergi. Sedangkan Tinah mungkin sedang asik menikmati sesuatu yang awalnya dikira kotak Pandora, yang ternyata berisi berlian nyonya. Tidak membuka kotak Pandora-nya saja sudah menimbulkan bencana bagi Asih. Kesiaaaaaaaan..

Rizal memulai ceritanya dengan telepon-telepon tengah malam tanpa jawaban yang menganggunya. Ternyata yang menghubunginya adalah mantan istrinya. Ia sayang sekali dengan mantan istrinya, meski ia diceraikan wanita itu tanpa alasan yang jelas. Dalam teleponnya, mantan istrinya meminta ia untuk datang ke sebuah gubuk di daerah Pangandaran demi mendapatkan sebuah kotak yang berisi seluruh penjelasan mengenai rahasia istrinya selama ini. Oleh karena itu, ia pergi juga ke sana demi sebuah kotak yang harus ia tahu isinya sebelum istrinya meninggal karena sakit. Sampailah ia di gubuk itu. Oh okay. Jadi ini kotak Pandoranya. Lalu ia mengambil telepon genggam yang ada di atas meja. Istrinya ternyata menelepon untuk bertanya apakah kotaknya sudah dibuka. Ia bilang sudah. Istrinya lega dan menutup telepon. Sebenarnya, ia tidak pernah membuka kotak itu, pagi tadi ia melemparkannya ke laut. Mantan istrinya toh akan pergi untuk selamanya, dan ia hanya ingin mengenang mantan istrinya seperti yang dikenalnya selama ini. Setelah bercerita, yang lain banyak yang geregetan kenapa kotaknya gak dibuka aja, kan penasaran yak. Gapapa, itu kan pilihan. Selanjutnya keluarlah berbagai asumsi kira2 apa rahasianya. Istrinya kena HIV kali yang nularin suaminya, atau sebenernya istrinya laki-laki? Wah, ga tau deh :P

Cerita Farida dimulai saat seorang laki-laki pulang dari bekerja dan mendapati rumahnya kosong, bahkan istrinya pun tidak ada. Dia merasa ada yang aneh di rumah, dia mulai mengecek satu per satu alat-alat elektronik yang ada di ruangan, baru mencari istrinya. Akhirnya ditemukanlah kotak itu seperti baru selesai memindai sesuatu. Oh okay. Jadi ini kotak Pandoranya. Lalu ia mengambil telepon genggam yang ada di atas meja. Setelah itu, ia menghubungi kantornya yang bernama Pandora Coorporation, bahwa ada kemungkinan alat penghapus ingatan milik perusahaan itu telah mentransfer berbagai data dalam kotak pemindai memori dari Pandora Coorporation, termasuk rahasia perusahaan. Seru juga sesekali mendengar science fiction dari Farida. Ada pembahasan lucu terkait cerita sebelumnya. Beda sama Rizal yang saking sayangnya sampai ga mau tau rahasianya, Farida lebih mementingkan perusahaan. Waktu pertama dateng ke rumah aja dia lebih dulu mengecek televisi dan laptop, hehehe..

Dani bercerita pada suatu masa yang penuh misteri. Pokoknya suatu zaman dimana tempat tersebut disebut Danau Purba, gitu. Beberapa tokoh dalam ceritanya diceritakan sedang mencari sesuatu. Oh okay. Jadi ini kotak Pandoranya. Lalu ia mengambil telepon genggam yang ada di atas meja. Jadi, dalam ceritanya, kotak Pandora yang dimaksud adalah telepon genggam, yang inti rahasianya adalah percakapan aneh dengan orang yang berada di telepon genggam tersebut. Jadi dengan membuka telepon genggam tersebut, terurailah isi dan rahasia yang ada di dalamnya. Saat membacakan ceritanya, Dani berdialog secara ekspresif. Peserta yang lain mengomentari setting yang menggunakan kata-kata “purba” tapi sudah ada telepon genggam. Hm..



Retno Wulandari a.k.a Neno. Tidak pernah menulis dalam sesi menulis RLWC namun aktif dalam menyimak dan memberi tanggapan pada sesi apresiasi karya. Baru-baru ini melaksanakan pernikahan dengan--yang kini menjadi suaminya--Rizal Affif.

3 komentar:

penakayu mengatakan...

gaya berceritanya saya suka

Ananto Veryadesa mengatakan...

Wah klo gw dpt awalan kalimat itu, gw bakal cerita mengenai petualangan seorang anak di gudang kakek nya tuh.. latar belakangnya di sebuah desa yang tak bernama deh, hehehe.

Begini salah satu adegan nya
...
Anak itu tertegun.., hampir setengah hari dihabiskan waktu hanya utk mengikuti petunjuk dari corat-coret catatan pribadi sang kakek di gudang belakang rumah. Setelah 8 jam berlalu akhirnya dengan pucat tapi ceria dia bergumam dan berkata. "Oh okay. Jadi ini kotak Pandoranya". Lalu ia mengambil telepon genggam yang ada di atas meja. Segera dihubungi sang nenek yang memang sejak tadi pagi mengamati gerak geriknya dari ujung rumah. "Nenek.. ketemu kotak pandora nya nih, huhuy senangnya" ujar anak itu. "wah.. bagus nak, ayo sekarang segera bawa kemari kotaknya", ujar sang nenek dengan rasa penasaran didalam dada.

...

Reading Lights Writer's Circle mengatakan...

@Yons: Sip!

@Ananto: Ayo dong diterusin.. :)