Rabu, 04 Mei 2011

Sepasang Mata di The Royal Wedding

Sabtu itu, adalah tanggal 30 April. Sore berhujan itu dihangatkan oleh perbincangan mengenai pernikahan hari kemarin, yang konon paling bersejarah abad ini. Hal ini berkembang menjadi tema. Kebetulan Farida ingin sekali membahas mengenai pernikahan. Saya melengkapinya dengan usul untuk membahas Royal Wedding dari sudut pandang orang ketiga. Bisa siapa saja, mungkin dari sudut pandang penembak jitu atau (hantu) Puteri Diana. Sampai lebih dari jam 5, yang datang baru 5. Saat itu 17.30, jadi Sapta bilang menulisnya cukup setengah jam saja.


Rizal mengajukan diri untuk membacakan ceritanya pertama kali. Ia bercerita dari sudut pandang seorang pria yang kini sedang patah hati melihat pernikahan antara William dan Kate. Ia membayangkan malam2 yang indah, penuh gairah, dan penuh kenangan di masa lalu. Sampai tiba saatnya, William dan Kate berciuman, dia memilih untuk mencium bubuk sianida. Kalau dia tidak bisa memisahkan mereka berdua, biarlah dia yang memisahkan diri dari kenyataan ini. Dan dia menulis surat terakhir untuk yang dicintainya: Pangeran William. Arrrhg, it really breaks my heart! Dan menurut pengakuan Rizal, saking meyakinkannya cerita yang ia buat, ia sampai hampir percaya bahwa cerita itu nyata.

Selanjutnya, Sapta. Dalam ceritanya, Sapta menulis sebagai seseorang yang sedang memperhatikan William dari kejauhan. Ia melihat Kate sebagai seorang gadis yang layak dipuja sekaligus dibenci karena memisahkan hubungan “kita”. Saat membacakan ceritanya, Sapta menulis banyak deskripsi secara puitis. Pada akhirnya, Sapta menjelaskan bahwa cerita ini adalah monolog dari seorang pria –what, another gay story?? Huhu..- yang sedang berdialog dengan alter ego diri sendiri, si sisi baik dan buruk.

Farida didaulat untuk giliran membaca yang selanjutnya. Judulnya, orang-orang di dalam kotak. Alur ceritanya mengikuti siaran langsung mengenai Royal Wedding di televisi. Red Carpet. Arrival of Prince Charless & Camilla. Arrival of Kate Middleton. Dalam ceritanya, Farida menceritakan adanya kesenjangan antara realita yang dijalani si tokoh aku dengan apa yang sedang tampil di televisi. Saat pangeran Charles tiba, ayahnya ditemukan telah tiada. Saat akhirnya Kate Middleton tiba untuk dipersunting William, si tokoh harus cukup puas hanya dengan didampingi pacarnya yang seadanya. Farida menggambarkan betapa orang-orang selalu berandai-andai dan tidak pernah puas dengan kehidupannya sendiri. Sapta menanggapi seperti cerita Pretty Woman. Rizal mengapresiasi pendeskripsian karakter dengan menggunakan rima. Permainan kata yang matang, katanya.

Ryan melanjutkan dengan cerita yang manis. Seorang nenek bernama Mrs. Morris terkaget-kaget ketika menerima surat undangan yang diantar khusus oleh pertugas kerajaan. Undangan tersebut disertai sebuah surat dengan nama Kate Middleton di atasnya. Ternyata, 15 tahun silam, saat Kate bukan siapa-siapa di bawah hujan salju, Mrs. Morris tak segan menolong, bahkan merelakan mantelnya untuk Kate. Undangan ini adalah sebagai ucapan terima kasih. Akhirnya nenek tersebut datang dan menghadiri pesta. Kedua mempelai melihatnya, dan memeluk erat dirinya. Hm, sudut pandang yang manis dan memberi nafas lega ...

Giliran terakhir oleh Aji. Cerita Aji, seperti biasa, ringkas, padat, dan nyeleneh. Jadi setelah 50 tahun naik tahta, band punk sedang naik daun. Aji menjabarkan wawasannya dalam bidang ini. Singkat cerita, ternyata eh ternyata, Kate itu anak punk. Pada saat pernikahannya, ia berkata “f888 the queen” (ups shift-nya macet :P). Lalu terjadilah chaos dan akhirnya monarki runtuh. Cerita ini disambut tawa dari peserta lainnya. Kalau kejadian beneran gimana ya? :P



Retno Wulandari. Panggil saja Neno. Sejak kecil senang membaca, sudah besar dapat berkah bisa berteman dengan sekumpulan penulis kece di RLWCe. Rasanya seperti dimanjakan, kalau sebuah cerita bisa dibacakan langsung oleh si pencerita. Kemarin itu, saya sendiri tidak menulis, namun berkontribusi sebagai time keeper saja. Senangnya ada di sana.

3 komentar:

maknyes mengatakan...

Iiiihhh mau ikutaaannn.. Ada ide iniiihh!!!

Niken mengatakan...

eh, ini yang nulis jurnalnya ny. rizal ya? salam kenaaaal.... :D

Nia Janiar mengatakan...

@maknyes: Kayaknya ide lo lebih heboh lagi nih..

@niken: hahaha.. iya, ny. Rizal.