Minggu, 04 April 2010

Menerka Teka-Teki

Setelah agak lama tidak ikut writer's circle karena alasan tertentu, akhirnya pada saat itu saya menampakkan batang hidung juga. Begitu masuk, sudah ada Andika, Aji, Ina, dan Niken yang duduk-duduk santai di kursi dekat coffee corner. Aji bertanya kepada saya kemana Ardie-nya. "Ardie?" tanya saya pada Aji. Lalu Aji balas bertanya, "Bukannya kemarin menikah, kok sekarang tidak dibawa?"

Saya nyengir kuda.

Tentu saja orang yang dimaksud bukan saya.

Entah apa yang ditunggu padahal waktu sudah menunjukkan setengah lima. Akhirnya dengan komando fasilitator, kami semua ke atas. Sesampainya di atas, fasilitator menyampaikan sebuah tema yang membuat orang-orang menahan nafas: teka-teki.

Dalam membuat teka-teki, diyakini ada beberapa proses. Awalnya kita harus mencari temanya tentang apa, brainstorming apa saja yang ada di dalam tema dan putuskan mana yang akan menjadi jawaban, setelah itu bayangkan jika kita adalah jawabannya--apa yang dirasakan dan tidak dirasakan oleh jawaban.

Teka-teki begitu dekat dengan kehidupan kita. Dalam tataran Sunda, ada teka-teki yang sangat terkenal dalam sebuah pupuh. Saya tidak terlalu bisa bahasa Sunda, tapi kira-kira begini terjemahannya:

Budak leutik bisa ngapung (ada anak kecil bisa terbang)
Babaku ngapungna peuting (terbangnya malam-malam)
Nguriling kakalayangan (berputar-putar)
Neangan nu amis-amis (mencari yang manis-manis)
Sarupaning bungbuahan (sejenis buah-buahan)
Naon bae nu kapanggih (apa saja yang ditemukan)
Ari beurang ngagarantung (kalau siang pada ngegantung)
Pinuh dina dahan kai (penuh di ranting)
Disarada patembalan (saling berbunyi)
Nu kitu naon ngaranna (kalau itu apa namanya)
--Pupuh kinanti

Jawabannya adalah kelelawar.

Sungguh, ternyata membuat teka-teki itu tidak mudah. Kami membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk berpikir. Dibandingkan menulis cerita, waktu secara keseluruhan lebih pendek dibandingkan biasanya sehingga kami menulis teka-teki sebanyak dua sesi. Di sesi ke dua, kami jadi semakin mahir dan semakin berusaha agar jawaban tidak dapat ditemukan.

Coba kau tebak teka-teki ini. Jawaban ada di paling bawah tulisan. Jangan mengintip!

I.
Dalam gelap aku berasal
Dalam gelap aku berakhir
Tak terlihat, tetapi dalam gelap denganku kau melihat (Dani)

II.
Aku sekarang sudah layak masuk museum
Dulu aku salah satu perkakas favorite orang
Tugasku menghibur orang (Aji)

III.
Kadang orang menyukai, kadang orang membenci
Aku dapat menyatukan hal-hal yang tercerai berai
Aku menjadi pelipur lara bagi orang-orang kesepian
Memberi mimpi sesaat hanya dalam satu sesap
Aku ada dimana-mana dan aku murah. Aku tepatnya murahan (Uli)

IV.
Aku ada untukmu, meskipun kau menganggapmu mimpi terburukku
Secepat apapun kau berlari, aku pasti akan menyertai (Andika)

V.
Bintang kecil berwarna hijau
Bagi rakyat kecil tak terjangkau (Maknyes)

VI.
Aku susah dicari
Sekali ketemu, aku dibuang (Niken)

VII.
Aku menerpa depa dan menegaskan angka
Membantu membuat rumah, ada di setiap sekolah
Menunjukkan yang tak terjangkau, tak berubah sejak masa lampau (Sasa)

VIII
Dia bisa jadi apa saja
Bisa berpasangan dengan apapun
Atau hidup sendiri atau berada di tumpukkan
Orang bisa salah menyebutnya
Biasanya dia bulat
Diganti nama tanpa tahu berapa jumlahnya
Kadang orang jadi melongo (Ina)

IX
Kematian akan datang padamu lebih dulu, bukan padaku
Aku memang yang menentukan nasibmu, meski sebetulnya ini adalah persetujuanmu juga
Biarkan aku mengarahkanmu tapi aku terlalu pengecut untuk ada di depan
Aku menjadikanmu tameng
Aku bukan rajamu, aku adalah budakmu
Biarkanlah kukayuh berat bebanmu, biar kematian datang padamu lebih dulu, bukan padaku (Sapta)

X
Suara-suara tanpa sumber, raga-raga tanpa wujud
Kini aku terkekang dalam hal yang absurd
Kubicara namun tidak ada yang mengerti
Mengapa mereka tidak mau mendengar seorang nabi? (Nia)

Ada satu teka teki lain yang disebutkan oleh Lia dengan jawaban jejaring sosial. Namun karena orangnya sudah keburu pulang sebelum saya bertanya ulang, sehingga saya lupa apa teka-tekinya dan tidak bisa dituliskan di sini.

Setelah pertemuan selesai, kami mengingat teka-teki yang pernah kami dapat. Teka-teki yang paling klise adalah: Bagaimana cara memasukkan gajah ke kulkas? Buka kulkasnya lalu masukkan gajahnya. Bagaimana cara memasukkan jerapah ke kulkas? Buka kulkasnya, keluarin gajahnya, masukkin jerapahnya. Kalau gajah dan jerapah balap lari, siapa yang menang? Gajah. Karena jerapahnya masih tertinggal di dalam kulkas.

Entah siapa yang memulai. Yang pasti bukan saya. Yang jelas--seperti yang diucapkan Sasa--writer's circle berubah menjadi riddle's circle.

Q: Kenapa dinamakan nasi goreng?
A: Karena lapar.







Jawaban:
I. Suara
II. Radio/tape lama
III. Lem aibon
IV.
Treadmill
V. Starbucks (jawaban Maknyes mendapat protes dari semua orang)
VI. Upil VII. Penggaris VIII. o/0 IX. Tukang becak
X. Orang gila (dengan sanggahan dari Dani seharusnya ini
schizophrenia)




Nia Janiar yang tidak menyukai hal yang moralis konservatif--feodal, fanatik, dan kapitalis. Seringkali berkomentar sinis, kritis, pipis, spilis, meningitis--tanpa bermaksud untuk menistakan sesuatu karena dia juga sempurna. Silahkan berkunjung ke rumahnya: http://mynameisnia.com

4 komentar:

M. Lim mengatakan...

hah NIA! NIKAH gak kasikasi kabar!
*menghembus asap gosip*

Pradana P.M. mengatakan...

Potongan baris teka-teki yang pertama jadi aneh kalo diganti gitu. Aslinya kan:


Dalam gelap aku berasal
Dalam gelap aku berakhir
Tak terlihat, tetapi dalam gelap
Denganku kau melihat


Kalo baris 3 & 4 digabungin meter & aliterasinya jadi kacau.

Nia mengatakan...

Oh, my mistake. Gak ada niat buat ganti--hanya sepemahaman gue dari dikte-an lo.

mcmahel mengatakan...

Saya SETUJU DENGAN MAKNYES!

*tertawa sadis*