Minggu, 15 Maret 2009

'Nulis Jurnal Musikal dan Bernyanyi-Nyanyi

Writers' Circle edisi personal writing kali ini spesial tentang menulis jurnal musik. Maksudnya adalah, kita menulis apa yang kita ingat/bayangkan ketika mendengar sebuah lagu. Istilahnya menulis apa yang kita dengar. Dengan ini kita akan merasakan memori atau sensasi, atau mungkin sekelebat peristiwa akan lewat di otak kita ketika mendengar sebuah lagu.

Maka kita pun diminta memilih lagu pas SD, SMP, SMA atau kuliah yang pernah menjadi soundtrack yang mengiringi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita kala itu. Selama tiga puluh menit kita berpikir dan merenung membongkar kembali ingatan.

Seperti biasa, Andika menunjuk saya untuk membacakan karya pada giliran pertama.

Dea dan Andika

Dengan sedikit deg-degan karena harus menyanyikan lagu pilihan kita, akhirnya saya membacakan tulisan ini :

Seorang teman laki-laki satu kelas di bangku SMA menyerahkan kertas saat pelajaran kosong. Saat itu saya bertanya, “Apaan?” Dia menjawab, “Baca aja!” Lalu saya membuka kertas itu yang bertuliskan lirik lagu dari band BUNGA-Kasih Jangan Kau Pergi. Saya tersenyum ke arahnya. Memang kala itu kami sering pulang sekolah beriringan. Bukan bermaksud GR saya bingung menjawab dari pernyataan yang tidak langsung itu. Saya menganggapnya seperti teman biasa karena saya nyaman berteman dengan laki-laki. Pada akhirnya dia jadian dengan teman satu kelas. Saya turut bahagia dan berharap mereka langgeng. Setelah bertahun-tahun lamanya saya tidak mendapat kabar berita dari mereka. Ketika mendengar lagu yang satu ini saya sering tersenyum sendiri. Lucu karena waktu kuliah dulu saya suka band Sheila on 7 karena pernah bermimpi, Duta sang vokalis menyanyikan lagu Jadikan Aku Pacarmu (JAP) untuk saya. Terlebih saya sedang mengagumi seorang pria yang mirip Duta (versi cakepnya) yang bersebrangan kelas dengan saya. Sayang kami tak sempat jadian karena saya meninggalkan kampus itu dengan bermacam alasan. Tapi saya tetap mengenangnya dengan menjadikan plat motornya menjadi PIN di ATM BCA saya yang sudah kadaluarsa. Tapi saya terkadang berharap bisa bertemu dia lagi. Buat Dea … beneran lho ini versi cakepnya. Huhuhuhuhu

Thya a.k.a Maknyes seorang penyiar pagi di sebuah radio swasta mendapat giliran selanjutnya. Ketika SD, dia sekeluarga terbiasa jalan-jalan dengan iringan lagu dari UB 40 dan Benyamin Sueb. Untuk UB 40 dia tidak menyukainya hingga kini yang berarti anti musik reggae. Baiklah …
Namun lain hal dengan Benyamin S. yang menjadi candu bagi dia. Terpesona dengan lagu Benyamin S. feat Ida Royani yang liriknya bercerita tentang harga piring selusin 700 perak dan itupun susah untuk dimiliki, sampai terpikir untuk berhutang. Bo … niat yah? Hehehe

Manda yang kini datang sendiri karena Lafra sudah mendapat sumber penghidupan di ibukota sana, mengenang masa-masa SMA. Melly Goeslaw dengan lagu Bimbangnya dipilih Manda dari sekian lagu yang menjadi soundtrack film AADC. Katanya dia lagi ngecengin seorang gitaris, terus bernyanyi bersama. Nampak syahdu rasanya …

Ketika pria kecengannya jadian dengan perempuan lain, Manda teriris mendengar lagu ini. Oya … suara Manda oke lho pas menyanyikan reff lagu Bimbang ini. Cie … cie

Nah … untuk Martina, saya pribadi begitu bingung karena memiliki pilihan lagu yang sangat banyak, mana beda zaman lagi. Hahahahaha … maaf Bo!

Dia menyukai lagu-lagu dance, dia bercerita tentang keluarganya yang memiliki tradisi mendengarkam musik di pagi hari. Jadi siapapun yang bangun lebih awal berhak menyetel lagu kesukaannya masing-masing dan anggota keluarga yang lain harus mengalah. Hemm … keluarga yang asyik. Pas SD pilihannya: Tiffany (Hold and Old), Paula Abdul (Straight Up), Janet Jackson (Rhytm Nation). Pas SMP: Alphaville (Summer Rain), NKOTB (If you go away). SMA: U2 (Sunday Bloody Sunday). Kemudian peristiwa di balik lagu tak dia uraikan. Tapi disalah satu lagu dia sering terbawa emosi saat mengemudi di jalan Soekarno-Hatta, pasti ngebut. Hati-hati!

3M: Martina, Manda, dan Maknyes

Rudy teringat pas SD dengan lagu-lagu melayu dari Malaysia, yang memang booming waktu itu. Ketika SMP dia suka dengan salah satu soundtrack sebuah games berjudul Melodies of life. Sampai sekarang dia masih mendengarkannya hingga larut menemaninya tidur.

Rudi dan Wahyu

Neni bercerita kalau syarat sebuah lagu dikatakan bagus dari nada dan liriknya. Perpaduan unsur tadi yang wajib ada. Lagu Pink: Family Portrait sering dia nyanyikan dan akhirnya terjadi pada kehidupannya. Dia yakin bahwa: ucapan adalah doa, lagu adalah ucapan yang disenandungkan. Begitupun lagu itu begitu menyatu dalam kehidupannya. Lalu saya terkenang dengan quotes dari Neny : HIDUP ADALAH TAK TERDUGA DAN TAK TERANTISIPASI.

Uli yang datang belakangan mengenang lagu Chrisye yang dia lupa judulnya. Uli merasa lagu ini puitis dan bikin depresi. Ketika dia kelas 1 SD suka dengan teman kelasnya bernama Ruly, pria berkacamata. Semakin dewasa dia merasa bahwa putus hubungan memang begitu perih rasanya. Lagu Chrisye lain yang dia suka yang bercerita tentang anak jalanan.

Myra suka lagu dari Stevie Wonder: Ebony and Ivory. Dia memberikan kesimpulan bahwa hidup adalah pasangan, antara hitam dan putih, jahat dan baik, laki-laki dan perempuan dan sebagainya. Kenapa harus ada perbedaan karena akan menjadi perbandingan. Ketika kita menilai pintar karena ada pembanding yang bodoh begitu seterusnya.

Myra dan Neni

Itulah hidup Mai

Andika yang mulai masuk SD ketika usianya 5 tahun, terkenang dengan lagu ciptaan guru keseniannya Pak Awan yang berjudul Minggir Dong. Jadi liriknya bercerita tentang permohonan anak kelas satu yang akan lewat di depan kakak kelasnya. Dia merasa mendapat kekuatan ketika menyanyikan lagu ini. Ketika kelulusan SMA dia suka dengan lagu Blur (Blue Jeans) yang ia dengarkan untuk mengusir rasa takutnya kehilangan teman-teman terdekat.

Dea … kurang kreatif nih … yang lain kan berhubungan dengan perasaan pribadi yang condong tentang kasih sayang. Dia memilih soundtrack PEMILU yang bermakna generalisasi kebahagiaan. Dia mengingat masa jayanya TVRI kala itu. Namun pemilu tahun ini menurutnya BISU tanpa lagu. Hayu atuh kita bikin lagu PEMILU! Kan selain writers' circle kita bikin singers' circle. Huahahahaha ….

Ina Khuzaimah

Ina dengan pose andalannya

2 komentar:

Nia Janiar mengatakan...

Ihhh.. gue suka sama idenya! Dan setelah baca jurnalnya, ceritanya juga rame. Pasti seru banget ya.

Well done, writer's circle!

ceriterathya mengatakan...

Lain kali ada latihan BERAKTING juga mungkiiiinnn?? :D